Senin, 14 Desember 2009

SALAH KOSTUM

Jangan kira kalo salah kostum itu nggak berakibat fatal buat kehidupan anda! Salah kostum bisa menyebabkan Kanker, serangan jantung, impotensi dan ganguan kehamilan dan janin. Itu saltum-nya kalo sambil merokok. Beda lagi kalo saltumnya sambil nyolong sendal orang. Akibatnya bisa mati digebugin masa.
Ini pernah terjadi padaku. Dan menjadi best of the best kejadian memalukan dalam hidup. Dari semua kebodohan yang pernah aku lakukan, inilah yang paling bodoh sekaligus paling memalukan.
Kejadian ini terjadi pada saat aku masih duduk di bangku SMA. Waktu itu aku mengikuti kursus bahasa Inggris dan komputer di LBPP LIA. Karena kursus yang aku ikuti ini adalah program dari pemerintah yang bekerjasama dengan LIA, maka semua peserta diwajibkan untuk memakai seragam hitam putih serta memakai jas almamater berwarna biru tua.
Suatu hari, ada guru yang mau melangsungkan resepsi pernikahan, semua murid dan guru di undang kesana. Aku bingung, resepsinya dimulai pukul tiga sore sedangkan aku kursus dari pukul satu sampai lima sore. Akhirnya aku dan teman-teman yang lain memutuskan untuk pergi kesana setelah pulang kursus. Soalnya aku dengar kabar, kalo pestanya bakal berlangsung sampe tengah malam.
Pulang kursus jam lima lebih lima menit, temen-temen yang lain pada pulang dulu buat ganti baju. Tapi aku nggak mau pulang dulu kerumah, karena selain jauh, aku juga takut terlambat datang ke pesta yang ujung-ujungnya semua makanan parasmanan di pesta habis. Otak aku emang nggak pernah lepas dari yang namanya makanan. Emang kamu pikir, alasan utama aku pergi ke pesta-pesta tuh, buat apa??
Setelah menunggu mereka ganti baju, akhirnya aku, Deni, Hendar dan Sofyan pergi bareng naik angkot ke jalan Dipatiukur. Kenapa nikahannya nggak di jalan Dago aja sih? kan lebih asyik! bisa lihat cewek-cewek yang lagi pada jalan di sepanjang trotoar Dago.
Sampai disana, Kami disambut oleh beberapa pager betis penunggu meja penerima tamu. Bener nggak sih pager betis? kalo salah tolong di koreksi ya.. hehe.
Sofyan mewakili kami berempat mengisi buku daftar hadir tamu. Lalu kami pun langsung masuk setelah menerima sopenir berupa gantungan baju.
Wow.. kami berempat terpana oleh pemandangan di depan mata. Sebuah pesta pernikahan yang sangat mewah dan elegan. Sebuah pesta pernikahan bergaya barat. Musik yang mengiringinya pun, Jazz bukan organ tunggal atau kacapian. Makanan ala barat dan timur terbentang luas sejauh mata memandang. Ini yang aku suka!

***

Semuanya baik-baik saja sebelum akhirnya Deni, Hendar dan Sofyan tertawa terkekeh-kekeh.. Kenapa ya mereka?
“Woi.. kenapa kalian? ngetawain apa sih?” tanyaku heran.
“Ris.. Kayaknya, sekarang baju kamu lagi jadi trendcentre deh, hihihi” kata si Sofyan.
“Emang kenapa?”
“Liat tuh, orang-orang yang lagi berdiri di stand-stand makanan sama yang lagi bawa nampan”
“Mana?” mataku terbelalak setelah melihat mereka. Mereka menggunakan pakaian yang sama denganku. Kemeja putih dan celana panjang hitam.
Hah.. semua pelayan disini pake baju hitam putih? Anjrit! berarti aku.. AARRRGGHH…
Tenang-tenang.. aku mencoba menenangkan diriku dengan mencicipi puding yang ada di stand sebelah kiriku. Sementara itu, Deni, Hendar dan Sofyan udah menghilang entah kemana. Sial.. mereka mencoba menjauh dariku rupanya. Awas! Nggak setia kawan banget sih! liatin aja ntar..
“Minta piring buat puding donk..” aku meminta piring kecil pada pelayan yang menjaga stand puding. Tapi dia nggak bergerak sama sekali. Dia malah melototin aku. Please deh mba.. baru ya, liat cowok ganteng nan mempesona kayak aku?
“Ehemm.. ehemm” aku pura-pura nyanyi. Judulnya emang ehem-ehem kok. Ciptaan Aris M Azis. Mulai beredar di pasaran pada tahun 2012 nanti. Semua pada beli ya! yang mau bajak, silahkan aja. GRATIS!
“Oh, iya.. ini..” pelayan itu tersadar dari lamunan akan pertemuannya dengan pangeran tampan dari Cianjur.
Pelayan itu pasti deh liatin baju aku. Kalo gini caranya, aku jadi nggak bebas donk ngambilin makanannya. Aku udah bisa bayangin, gimana ekspresi para pelayan itu saat aku mengambil makanan di setiap stand yang mereka tunggu.
Huwaaaaa...
Nangis nangis.. lapar tetep aja makan.. ternyata rasa laparku lebih meraja dari pada malu. Hampir semua makanan di setiap stand aku cicipi. Aku cuek aja walaupun para pelayan penatapku dengan tatapan aneh. Mata bereka seolah berkata: Siapa nih? pelayan atau tamu ya? Kalau pelayan, aku belum pernah lihat dia. Tapi kalo tamu kok pake baju pelayan? bingung..
Terserah deh mereka mau mikir apa! yang penting perutku kenyang..
Tapi kalo begitu aja, itu bukan pengalaman memalukan namanya. Setelah aku kenyang mencicipi semua makanan yang ada, sekarang waktunya mencari teman-teman yang hilang di telan bumi. Kebetulan tempat pestanya berada di suatu taman yang luas jadi aku agak sulit mencari mereka. Dalam pencarian itu, tiba-tiba seseorang memanggilku.
“Tolong ambilin makaroni donk..” Seorang tante-tante cantik yang mengira aku pelayan, menyuruhku mengambilkan makaroni untuknya.
Eh, kampret! lo kira gue ini pelayan apa! bentakku memaki-maki dia. Tapi dalam hati.
Dengan menanggung malu yang teramat sangat, akhirnya aku menurutinya.
“Ini Bu..” aku menyodorkan makaroni ke hadapannya.
“Makasih ya.. duh, sayang banget ya.. anak ganteng dan lucu kayak kamu kerja jadi pelayan.” keluh si tante. “harusnya anak kayak kamu tuh cocoknya jadi bintang film.. atau paling enggak jadi foto model..”
“Oh.. iya sih.. banyak orang yang bilang gitu sama aku. Tau nggak bu, Ibu orang yang ke-999 yang ngomong gitu” jawabku menyombongkan diri.
“Masa???”
“Iya bener! bahkan rencananya, orang ke-1000 yang bilang gitu sama aku, bakalan dapetin hadiah lo..”
“Apa hadiahnya?”
“Tergantung gender sih..”
“Tergantung gender? emang kalo gendernya cewek atau cowok, hadiahnya beda?”
“Yo i.. kalo cowok, dia bakalan aku angkat sebagai pembokat, sedang cewek, apalagi yang cantik, bakalan aku jadiin dia sebagai istri.”
“Duh.. untunglah.. aku bukan orang yang ke-1000..” Si tante girang itu langsung pergi.
“Eh, Bu maaf, kalo boleh tau, aku cocoknya jadi foto model di majalah apa ya?” tanpa mengurangi rasa hormat kepada orang yang lebih cantik, aku bertanya agak sedikit kecang.
“Majalah Sobek!”
“...?”
***

Kembali mencari kawan-kawanku yang hilang, atau lebih tepatnya menghilangkan diri.
Duh.. pada kemana sih mereka? ngumpet kok di tempat yang susah di temuin?!
Salah satu pelajaran yang belum aku ketahui betul adalah, ngumpet memanglah harus di tempat yang susah untuk di temukan. Apalagi kalo kita ngumpet dari kejaran KPK, karena kasus korupsi yang pernah kita lakukan di kantin sekolah, yang populer-nya di sebut dengan DARMAJI (dahar lima ngaku hiji / makan lima ngakunya satu). Kalo inget itu, aku jadi pengen cepet pergi ke Mesjid. Ngapain? sholat tobat cuy..!
Karena lelah mencari, akhirnya aku beristirahat di kursi tamu undangan sambil ngemil nasi kuning yang aku temukan di stand makanan dari timur.
Ammm.. suap demi suap nasi itu masuk ke dalam perutku yang udah mulai keliatan buncit.
Tiba-tiba seorang pria dengan menggunakan dasi dan jas hitam datang tan berkata, “HEH! Malah enak-enakan makan lagi! cepat kerja!” bentaknya.
Uhuk – uhuk..
Aku keselek sendok. Aku kelabakan mencari air.
“Ada apa ya Pak?”
Oh.. syukurlah.. Bu Yati, guru Fisika ku datang membawa bantuan untuk menangkap Harimo lepas ini.
“Ini.. pegawai saya, bukanya kerja malah enak-enakan makan di sini!”
“Oh.. maaf pak, ini bukan pelayan, tapi murid saya, kebetulan baju sama tampangnya emang mirip kayak pelayan”
Kalo mau nolong, nolong aja! jangan sambil menghina gitu donk! hufft.
“Oh gitu ya.. maaf kalo gitu..” kata orang itu yang langsung pergi meninggalkan ku di jurang kehinaan.
“Makasih ya bu.. hiks..”
“Kamu nggak apa-apa kan Ris..”
“Nggak apa-apa Bu..” sanggahku “Bu.. bisa ambilkan saya pisau?”
“Pisau?! Buat apa? mau bunuh diri?! jangan! kamu belum lunas bayar LKS Fisika!”
“Bukan buat bunuh diri..”
“Trus buat apa?”
“Buat motong ager.. kayaknya ager di stand itu enak deh..”
GUBRAK...

Pesan Moral: Janganlah lihat seseorang dari penampilannya, tapi dari tampangnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar